Setelah mengikuti paparan tentang tahapan-tahapan mengajar di kelas yang saya tulis di sini, kemudian saya menjanjikan untuk mengelaborasi tahapan dalam memaparkan materi bahan ajar di kelas. Apa yang saya sajikan berikut ini bukan merupakan ‘teknik mengajar’, namun lebih ke arah prinsip-prinsip atau hal-hal yang perlu diperhatikan saat memaparkan bahan ajar di kelas.
Sebelum mengajar, tentu saja asumsi saya kita sudah mempelajari terlebih dahulu mengenai subjek yang akan kita paparkan tersebut.
Apabila semuanya sudah siap, maka berikut hal-hal yang menurut pengalaman saya perlu diperhatikan saat mengajar:
1. Kemukakan Terlebih Dahulu Apa Saja Yang Akan Dibahas
Agar mahasiswa siap untuk membuka pikirannya, maka ada baiknya kita kemukakan terlebih dahulu poin-poin apa saja yang akan kita bahas pada pertemuan kali ini. Biasanya dalam satu pertemuan ada beberapa poin yang akan dibahas. Dalam kaidah pendidikan sebetulnya hal ini seharusnya sudah disusun dalam bentuk Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Isi dari SAP ini adalah poin-poin yang harus disampaikan kepada siswa pada satu pertemuan kelas.
Setelah dikemukakan poin-poin yang akan dibahas, bisa juga kita tambah penjelasan tentang apa yang diharapkan akan didapatkan oleh siswa setelah mengikuti pertemuan kali ini. Tapi biasanya ini sudah dikemukakan pada saat perkenalan di awal-awal pertemuan.
2. Jelaskan Konteks Subjek Bahasan Dalam Dunia Nyata
Poin berikut ini saya dapat dari hasil perenungan saya sewaktu sekolah dan kuliah dulu. Seringkali dalam mengikuti satu mata kuliah, kami mahasiswa kesulitan menangkap apa yang dibicarakan dosen karena tidak tahu konteks dari subjek bahasan tersebut dalam dunia nyata sebetulnya ada di mana. Jadi saya pikir akan sangat membantu jika sebelum dibahas kita jelaskan alasan penting apa yang membuat kita harus membahas subjek tersebut. Alasan yang paling mudah diterima adalah dengan mengemukakan posisi dari subjek bahasan tersebut di dalam dunia nyata. Dengan kata lain apa manfaat dari mengetahui ilmu yang kita bahas di dalam dunia nyata.
3. Paparkan Dengan Jelas Dan Terstruktur
Kiat berikutnya yang bisa saya kemukakan adalah, dalam menyampaikan bahan ajar sebetulnya seperti menulis. Kita sebaiknya membuat struktur bahasan terlebih dahulu. Dengan demikian apa yang kita paparkan akan mengalir dari awal sampai akhir dan memiliki benang merah yang ‘nyambung’.
Sebetulnya ini bisa dilakukan dengan mudah dengan bantuan slide show (Powerpoint atau Keynote). Hal ini saya rasakan sangat bermanfaat karena mahasiswa lebih bisa mengikuti paparan-paparan kita jika alur ‘cerita’ yang disampaikan sudah tersusun dengan baik. Berbeda sekali dengan saat saya tidak mempersiapkan struktur bahasan terlebih dahulu. Ketika kita masuk ke kelas tanpa persiapan, kita akan berbicara sesuai apa yang kita ingat saja. Kecenderungannya adalah alur bahasan akan melompat-lompat sehingga akan membingungkan siswa.
4. Jeda Untuk Pertanyaan
Saat kita memaparkan bahan ajar di kelas, jangan lupa untuk membuat jeda. Biasanya jeda ini kita bagi dalam satu pertemuan sebanyak dua hingga tiga kali. Namun tentu tidak menjadi patokan. Tetapi jika terlalu banyak jeda dikhawatirkan malah akan mengganggu proses penyampaian bahan ajar kita tersebut.
Adapun kegunaan jeda ini antara lain adalah untuk mempersilahkan siswa menyerap terlebih dahulu beberapa hal yang sudah kita sampaikan. Kita bagi jeda ini dalam satu pertemuan agar materi yang kita sampaikan belum terlalu banyak menumpuk sampai-sampai siswa terlalu ‘kenyang’ menerimanya. Berikan materi beberapa tahap, lalu beri waktu untuk menyerapnya dulu. Kemudian juga jeda ini untuk memberi kesempatan jika ada siswa yang ingin bertanya, siapa tahu penjelasan kita belum begitu bisa dicerna. Satu lagi kegunaan jeda ini, untuk kita beristirahat bicara :)
5. Akui Pertanyaan dan Masukan Yang Bagus
Berikut ini merupakan topik yang seringkali menggentarkan pengajar. Pertanyaan siswa.
Saat ini memang harus kita akui, sebagai pengajar dan siswa yang diajar, kita memiliki kemudahan akses yang sama terhadap sumber pengetahuan. Tentu saja ini membuat apa yang kita sampaikan kepada siswa, bisa saja mereka sudah pernah mengetahuinya sebelumnya. Maka saran saya dalam sesi pertanyaan ini, tempatkanlah diri kita sebagai fasilitator atau pengorganisasi pengetahuan. Bukan sebagai orang yang paling tahu. Meskipun siswa misalnya memiliki pengetahuan yang lebih, maka kita memiliki kemampuan untuk mengarahkan atau memberikan masukan tentang apa pentingnya pengetahuan dia dan juga kegunaannya. Kita juga bisa arahkan dia untuk mencari lebih lanjut tentang pengetahuannya itu di sumber-sumber yang kita ketahui (buku-buku, situs web, dll.).
Jika ada pertanyaan yang sulit, sebaiknya jangan kita sikapi dengan cara defensif. Namun sebaliknya kita akui saja bahwa itu merupakan pemikiran yang sangat bagus. Kita juga hendaknya sampaikan bahwa kita belum memiliki jawaban yang seutuhnya, namun kita harus kemukakan pemikiran-pemikiran logis kita tentang kemungkinan jawabannya. Jangan biarkan tanpa jawaban sama sekali.
Saya sendiri merasakan bahwa sesekali ada saja pengetahuan-pengetahuan baru yang kita dapat dari siswa. Itu tidak mengurangi wibawa kita sebagai pengajar.
6. Ulangi Poin-poin Penting Yang Sudah Dibahas
Sebaiknya kita mengakhiri pemaparan kita kurang lebih sepuluh menit atau lima belas menit sebelum waktu kuliah berakhir. Hal ini memberikan kita kesempatan untuk mengulang terlebih dahulu secara sekilas poin-poin penting apa saja yang sudah kita bahas pada pertemuan ini. Ini akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk bisa mengingat kembali pokok-pokok bahasan yang sudah dipaparkan sehingga akan lebih menempel dalam benak siswa.
Demikian sharing pengalaman saya dalam memaparkan bahan ajar di kelas. Tentu saja bahasan ini belum mencakup permasalahan-permasalahan lain yang sering timbul saat proses mengajar dilakukan. Namun semoga saja ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari pemaparan ini.