![]() |
Jalak Bali (Bali Starling / Bali Mynah) Sumber: https://www.flickr.com/photos/neeravbhatt/ |
Pemerintah mencoba melestarikannya dengan mendirikan pusat penangkaran dan pelepasliaran Jalak Bali di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Meski demikian ini dirasa belum cukup. Seorang kawan saya di Bali, drh. I.G. Bayu Wirayudha, dokter hewan dari Tabanan yang pernah bekerja bersama-sama dengan saya di sebuah tour company di Denpasar, memilih untuk mendirikan penangkaran Jalak Bali untuk menyokong upaya pelestarian Jalak Bali tersebut.
Kawasan yang terpilih untuk dikembangkan oleh Bayu sebagai markas penangkaran Jalak Bali yang baru itu adalah kawasan di Pulau Nusa Penida, sebelah selatan Pulau Bali. Kegiatan pelestarian Jalak Bali ini tercakup dalam suatu yayasan yang bernama Friends of National Park Foundation (FNPF). Selain di Nusa Penida, FNPF memiliki kegiatan lain yang terlebih dahulu diselenggarakan yakni pelestarian Orangutan di Kalimantan Tengah.
Setelah beberapa tahun tidak terhubung dengan Bayu, suatu saat ketika saya berkunjung ke Bali, kami bertemu di kantornya yang lain di kawasan Ubud. Saat itulah saya mengetahui bahwa yang dilakukan oleh Bayu tidak hanya penangkaran Jalak Bali. Agaknya guna mendapatkan pendanaan untuk operasi pelestarian Jalak Bali tersebut, Bayu berinisiatif untuk menciptakan suatu kegiatan wisata yang cukup baru (di antara beragam kegiatan penggalangan dana lainnya), yakni kegiatan wisata jenis volunteer tourism.
Pengertian Volunteer Tourism sendiri (atau ada yang menyingkatnya dengan istilah voluntourism) dalam situs VolunTourism.org dijelaskan sebagai (terjemahan bebas): Kombinasi layanan relawan yang terintegrasi secara sadar dengan elemen-elemen perjalanan seperti seni, budaya, alam, sejarah dan rekreasi, pada suatu destinasi.
![]() |
Sumber: http://www.voluntourism.org/ |
Nusa Penida
Untuk mencapai Nusa Penida kita bisa mengaksesnya lewat pantai Sanur menggunakan jukung (perahu tradisional nelayan Bali) yang bermotor. Pulau ini bisa dicapai sekitar 45 menit dari Pulau Bali jika menggunakan motor boat. Nah, dengan begitu, kita bisa menggabungkan saat-saat liburan dan rekreasi di Pulau Bali dengan kegiatan volunteer di Nusa Penida dengan mudah.
Nusa Penida merupakan sebuah pulau kecil, indah, dan tak terjamah. Ia memiliki pantai-pantai yang memukau, karang yang menakjubkan dan topografi berbukit batu serta tebing-tebing yang indah. Penduduk di sana umumnya masih menjalankan budaya pedesaan. Mata pencaharian mereka adalah bertani, produksi rumput laut, serta juga menenun kain ikat. Kegiatan keagamaan dan budaya pedesaan masih terpelihara dan belum tersentuh oleh pariwisata.
Tidak banyak wisatawan asing yang berkunjung ke pulau ini. Di sana belum tersedia fasilitas wisata seperti hotel maupun restoran.
Kegiatan Voluntourism di Nusa Penida
Mengikuti kegiatan voluntourism di Nusa Penida bisa jadi merupakan cara menyenangkan untuk kita belajar tentang konservasi dan pengabdian masyarakat. Selain itu dalam saat bersamaan kita juga punya kesempatan untuk tinggal dan merasakan kehidupan masyarakat tradisional di pulau yang indah ini.
Yayasan FNPF ini sangat terbuka untuk kita bergabung dalam kegiatan mereka, baik perseorangan, pasangan, maupun berupa group.
Namun perlu diingat, kawasan konservasi ini tentunya bukan tempat wisata. Jadi tentu saja kita jangan berharap akan mendapatkan fasilitas-fasilitas wisata seperti layaknya di Pulau Bali itu sendiri.
![]() |
Kondisi kawasan konservasi di Nusa Penida. Sumber: http://www.fnpf.org/ |
Karena prinsip pelestariannya adalah berbasis masyarakat, maka sangat penting untuk membangun kesejahteraan masyarakat di sini. Untuk itu, hasil dari kegiatan voluntourism ini juga akan digunakan untuk membantu anak-anak setempat bersekolah bahkan sampai kuliah. Kemudian menjalankan perpustakaan masyarakat, mendanai sanggar-sanggar budaya, mengajar pertanian berkelanjutan, menumbuhkan bibit-bibit pohon gratis, serta juga menanam pepohonan untuk mencegah erosi.
Apa Saja Yang Bisa Dilakukan?
Pada dasarnya para 'relawan' bisa berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sukarela yang umum. Peserta tidak perlu memiliki pengalaman khusus dalam bidang pembangunan berkelanjutan, pertanian organik maupun pemberdayaan masyarakat, cukup keinginan dan hasrat untuk membantu :)
Para peserta juga akan mendapat kesempatan bersama para staf FNPF untuk melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, antara lain: membantu merawat tanaman, menanam bibit pohon, mengajar Bahasa Inggris kepada anak-anak setempat, memonitor burung-burung yang sudah dilepasliarkan, memantau satwa-satwa liar lainnya, kegiatan pemasaran, menulis proposal, dan sebagainya. Kalau kamu punya keterampilan khusus lainnya juga lebih bagus lagi. Misalnya kamu bisa memberi pelatihan yoga, sketsa, membuat kerajinan tangan, atau apa pun.
Volunteers with local children. |
Volunteers in front of accommodation. |
Kita biasanya akan diminta untuk bekerja selama 3 hingga 4 jam sehari. Selebihnya kita akan diberi waktu untuk menikmati keindahan pulau Nusa Penida. Umumnya kita para relawan akan membayar untuk akomodasi dan makan selama tinggal di sana, serta tentunya untuk donasi bagi yayasan. Kita boleh tinggal berapa lama kita mau. Ada yang harian, mingguan, bahkan ada yang bulanan hingga setahun!
Oh ya, karena para staf di sana umumnya orang lokal, mereka biasanya segan meminta kita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Jadi sebagai peserta vouluntourism, proaktiflah untuk mencari kegiatan apa yang bisa kamu bantu.
Bagaimana, sudah siap berwisata sekaligus jadi relawan pahlawan lingkungan?
(Informasi lebih lanjut bisa dilihat di sini)